Khilafah menjadi ideologi yang harus dipaksakan terlakana oleh sebagaian kecil sekte-sekte atau organisasi Islam seperti HTI dan FPI. Mereka menyakini bahwa penerapan khilafah adalah bagian dari kewajiban berAgama Islam. Bahkan bagian dari keimanan. Ada Oknum-oknum tokoh Agama Islam mengatakan :
"Tidaklah sempurna iman seseorang muslim jika negaranya tidak menerapkan sistem khilafah."
Sadisnya lagi, ada oknum Tokoh Agama mengeluarkan fatwa :
"pejuang-pejuang kemerdekaan Indonesia mati dalam keadaan kufur karena berjuang untuk Pancasila bukan untuk Negara Islam atau Sistem Khilafah."
Fatwa-fatwa mereka mempengaruhi sebagian warga negara mayoritas muslim atau minoritas muslim untuk melakukan pemberontakan terhadap negara asal mereka dengan berbagai cara dari melakukan demonstrasi hingga melakukan bom bunuh diri. Sedangkan Tidak ada dalil Al-Qur'an yang menyebutkan kata Khilafah (خلافة). Yang ada hanya kata Khalifah (خليفة) atau kata majmuk/ jamak dari kata Khalifah, yakni; Khalaifa (خلائف) atau Khulafa (خلفاء). Bahkan tidak dalil yang paling jelas dan gamblang soal menerapkan sistem Khilafah atau sistem negara Islam dari Hadist.
Hadist Shahih yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dalam kitab Musnad Abu Daud, menjelaskan tamatnya Khilafah sebagai berikut :
١٢٠٣ - حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ قَالَ: حَدَّثَنَا الْحَشْرَجُ بْنُ نُبَاتَةَ، قَالَ: حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ جُمْهَانَ، قَالَ: حَدَّثَنِي سَفِينَةُ، قَالَ خَطَبَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: «الْخِلَافَةُ فِي أُمَّتِي ثَلَاثُونَ سَنَةً ثُمَّ يَكُونُ مُلْكٌ» [ص: ٤٣١] ثُمَّ قَالَ سَفِينَةُ: أَمْسِكْ، خِلَافَةُ أَبِي بَكْرٍ وَخِلَافَةُ عُمَرَ ثِنْتَا عَشْرَةَ سَنَةً وَسِتَّةُ أَشْهُرٍ وَخِلَافَةُ عُثْمَانَ ثِنْتَا عَشْرَةَ سَنَةً وَسِتَّةُ أَشْهُرٍ ثُمَّ خِلَافَةُ
عَلِيٍّ تَكْمِلَةُ الثَّلَاثِينَ قُلْتُ: فَمُعَاوِيَةُ؟ قَالَ: كَانَ أَوَّلَ الْمُلُوك
Artinya : "Safiinah bercerita Khotbah Rosululloh SAW kepada kami lalu berkata : Khilafah di masa Umat Ku (berlangsung) 30 (tiga puluh) tahun kemudian menjadi kerajaan atau dinasti. Safinah berkata : hayati sejenak, Khilafah masa Abu Bakar dan Umar Bin Khatab selama 12 (dua belas) tahun 6 (enam) bulan, Khilafah Usman Bin Affan 12 (dua belas) tahun 6 (enam) bulan kemudian Khilafah Ali Bin Abi Thalib (selama 5 tahun) menyempurnakan hitungan tiga puluh tahun. Aku (Said Bin Jumhan) berkata : Lalu Muawiyah?. Safinah menjawab : Khilafah Muawiyah menjadi awal Kerajaan atau Dinasti.
Versi kitab Musnad Ibnul Ju'di (ابن الجعد)
٣٣٢٣ - حَدَّثَنَا عَلِيٌّ، أَخْبَرَنِي حَمَّادٌ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُمْهَانَ، عَنْ سَفِينَةَ قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «الْخِلَافَةُ ثَلَاثُونَ سَنَةً، ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا» ثُمَّ قَالَ: أَمْسِكْ خِلَافَةَ أَبِي بَكْرٍ سَنَتَيْنِ، وَخِلَافَةَ عُمَرَ عَشْرًا وَعُثْمَانَ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ سَنَةً، وَعَلِيٍّ سِتًّا قَالَ عَلِيٌّ: قُلْتُ لِحَمَّادٍ: سَفِينَةُ الْقَائِلِ لِسَعِيدٍ أَمْسِكْ قَالَ: نَعَمْ
Artinya : "Safiinah bercerita Aku mendengar Rosululloh SAW berkata : Khilafah di masa Umat Ku (berlangsung) 30 (tiga puluh) tahun kemudian menjadi kerajaan atau dinasti. Safinah berkata : hayati sejenak, Khilafah masa Abu Bakar 2 Tahun, Umar Bin Khatab selama 10 tahun, Usman Bin Affan 12 (dua belas) tahun kemudian Ali Bin Abi Thalib selama 6 tahun. Aku berkata pada Hammad Safinah berkata pada Said : Jagalah. Said menjawab : iya.
Versi kitab Fadhoil Li Ashab Ahmad ibnu Hambal:
٧٨٩ - حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي، قثنا بَهْزُ بْنُ أَسَدٍ قثنا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ قَالَ: نا سَعِيدُ بْنُ جَمْهَانَ، عَنْ سَفِينَةَ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «الْخِلَافَةُ ثَلَاثُونَ عَامًا، ثُمَّ يَكُونُ بَعْدَ ذَلِكَ الْمُلْكُ» . قَالَ سَفِينَةُ: أَمْسِكْ خِلَافَةُ أَبِي بَكْرٍ سَنَتَيْنِ، وَخِلَافَةُ عُمَرَ عَشْرُ سِنِينَ، وَخِلَافَةُ عُثْمَانَ اثْنَتَيْ عَشْرَةَ سَنَةً، وَخِلَافَةُ عَلِيٍّ سِتُّ سِنِينَ.
Artinya : "Safiinah bercerita Aku mendengar Rosululloh SAW berkata : Khilafah di masa Umat Ku (berlangsung) 30 (tiga puluh) tahun kemudian menjadi kerajaan atau dinasti. Safinah berkata : Jagalah, Khilafah masa Abu Bakar 2 Tahun, Umar Bin Khatab selama 10 tahun, Usman Bin Affan 12 (dua belas) tahun kemudian Ali Bin Abi Thalib selama 6 tahun.
Versi Kitab Musnad Ishaq ibnu Rahawy :
أَخْبَرَنَا النَّضْرُ بْنُ شُمَيْلٍ، نا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي حَفْصٍ سَعِيدِ بْنِ جُمْهَانَ، عَنْ سَفِينَةَ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ: كُنَّا مَعَ [ص: ١٦٤] رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَكَانَ إِذَا أَعْيَا إِنْسَانٌ فَأَلْقَى تُرُسَهُ أَوْ سَيْفَهُ حَمَلْتُهُ، فَحَمَلْتُ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا كَبِيرًا، فَقَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَنْتَ سَفِينَةٌ» ، قَالَ سَفِينَةُ وَأَعْتَقَتْنِي أُمُّ سَلَمَةَ زَوْجُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَاشْتَرَطَتْ عَلَيَّ أَنْ أَخْدُمَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا عَاشَ فَسَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " الْخِلَافَةُ ثَلَاثُونَ عَامًا، ثُمَّ الْمُلْكُ، ثُمَّ قَالَ: أَمْسَكَ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ وَعُثْمَانُ وَعَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ "
Artinya : "Safiinah bercerita Aku mendengar Rosululloh SAW berkata : Khilafah di masa Umat Ku (berlangsung) 30 (tiga puluh) tahun kemudian menjadi kerajaan atau dinasti. Safinah berkata : Jagalah, Khilafah masa Abu Bakar, Umar Bin Khatab, Usman Bin Affan kemudian Ali Bin Abi Thalib.
Versi Kitab Musnad Ahmad :
٢١٩١٩ - حَدَّثَنَا بَهْزٌ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ جُمْهَانَ، ح وَعَبْدُ الصَّمَدِ حَدَّثَنِي حَمَّادٌ، حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ جُمْهَانَ، عَنْ سَفِينَةَ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «الْخِلَافَةُ ثَلَاثُونَ عَامًا، ثُمَّ يَكُونُ بَعْدَ ذَلِكَ الْمُلْكُ» قَالَ سَفِينَةُ: «أَمْسِكْ خِلَافَةَ أَبِي بَكْرٍ سَنَتَيْنِ، وَخِلَافَةَ عُمَرَ عَشْرَ سِنِينَ، وَخِلَافَةَ عُثْمَانَ اثْنَتَيْ عَشْرَةَ سَنَةً، وَخِلَافَةَ عَلِيٍّ سِتَّ سِنِينَ»
Artinya : "Safiinah bercerita Aku mendengar Rosululloh SAW berkata : Khilafah di masa Umat Ku (berlangsung) 30 (tiga puluh) tahun kemudian menjadi kerajaan atau dinasti. Safinah berkata : Jagalah, Khilafah masa Abu Bakar 2 Tahun, Umar Bin Khatab selama 10 tahun, Usman Bin Affan 12 (dua belas) tahun kemudian Ali Bin Abi Thalib selama 6 tahun.
٢١٩٢٣ - حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ، حَدَّثَنِي حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ سَلَمَةَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُمْهَانَ، حَدَّثَنِي سَفِينَةُ أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «الْخِلَافَةُ ثَلَاثُونَ عَامًا ثُمَّ الْمُلْكُ» فَذَكَرَهُ
Artinya : "Safiinah bercerita Aku mendengar Rosululloh SAW berkata : Khilafah di masa Umat Ku (berlangsung) 30 (tiga puluh) tahun kemudian menjadi kerajaan atau dinasti.
٢١٩٢٨ - حَدَّثَنَا أَبُو النَّضْرِ، حَدَّثَنَا حَشْرَجُ بْنُ نُبَاتَةَ الْعَبْسِيُّ، كُوفِيٌّ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ جُمْهَانَ، حَدَّثَنِي سَفِينَةُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «الْخِلَافَةُ فِي أُمَّتِي ثَلَاثُونَ سَنَةً، ثُمَّ مُلْكًا بَعْدَ ذَلِكَ» ثُمَّ قَالَ لِي سَفِينَةُ: «أَمْسِكْ خِلَافَةَ أَبِي بَكْرٍ، وَخِلَافَةَ عُمَرَ، وَخِلَافَةَ عُثْمَانَ، وَأَمْسِكْ خِلَافَةَ عَلِيٍّ» قَالَ: «فَوَجَدْنَاهَا ثَلَاثِينَ سَنَةً، ثُمَّ نَظَرْتُ بَعْدَ ذَلِكَ فِي الْخُلَفَاءِ، فَلَمْ أَجِدْهُ يَتَّفِقُ لَهُمْ ثَلَاثُونَ»
٢١٩٢٨ - حَدَّثَنَا أَبُو النَّضْرِ، حَدَّثَنَا حَشْرَجُ بْنُ نُبَاتَةَ الْعَبْسِيُّ، كُوفِيٌّ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ جُمْهَانَ، حَدَّثَنِي سَفِينَةُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «الْخِلَافَةُ فِي أُمَّتِي ثَلَاثُونَ سَنَةً، ثُمَّ مُلْكًا بَعْدَ ذَلِكَ» ثُمَّ قَالَ لِي سَفِينَةُ: «أَمْسِكْ خِلَافَةَ أَبِي بَكْرٍ، وَخِلَافَةَ عُمَرَ، وَخِلَافَةَ عُثْمَانَ، وَأَمْسِكْ خِلَافَةَ عَلِيٍّ» قَالَ: «فَوَجَدْنَاهَا ثَلَاثِينَ سَنَةً، ثُمَّ نَظَرْتُ بَعْدَ ذَلِكَ فِي الْخُلَفَاءِ، فَلَمْ أَجِدْهُ يَتَّفِقُ لَهُمْ ثَلَاثُونَ»
Artinya : "Safiinah bercerita Aku mendengar Rosululloh SAW berkata : Khilafah di masa Umat Ku (berlangsung) 30 (tiga puluh) tahun kemudian menjadi kerajaan atau dinasti. Safinah berkata : Jagalah, Khilafah masa Abu Bakar, Umar Bin Khatab, Usman Bin Affan kemudian Ali Bin Abi Thalib .
Hadist-hadist diatas sudah cukup jelas bahwa khilafah telah tamat dengan wafatnya Khalifah Ali Bin Abi Tholib. Hadist-Hadist di atas tidak diperkenalkan oleh para pengasong khilafah karena takut kehilangan ambiusnya. Rusaknya sebagian penulis sejarah umat Islam yang menyebut kerajaan atau dinasti Islam dengan sebutan ; Kekhalifahan atau khilafah. Penulisan sejarah yang kental nilai politis untuk mendapatkan pengaruh umat Islam dunia seperti buku-buku sejarah otoman turki dll. Bahkan pemakaian dalil pun dikebiri demi nafsu duniawi untuk menguasai seluruh dunia mengatas-namakan Agama Islam.
Sedangkan HTI dan FPI tentang Hadist yang diyakini sebagai pedoman wajib mendirikan Khilafah dari Kitab Musnad Ahmad yang dijadikan dalil Sebagai berikut ini :
٢٣٤٣٢ - حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، حَدَّثَنَا بَكَّارٌ، حَدَّثَنِي خَلَّادُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا الطُّفَيْلِ يُحَدِّثُ، أَنَّهُ سَمِعَ حُذَيْفَةَ بْنَ الْيَمَانِ يَقُولُ: «يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَلَا تَسْأَلُونِي؟ فَإِنَّ النَّاسَ كَانُوا يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْخَيْرِ، وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ، إِنَّ اللَّهَ بَعَثَ نَبِيَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَدَعَا النَّاسَ مِنَ الْكُفْرِ إِلَى الْإِيمَانِ، وَمِنَ الضَّلَالَةِ إِلَى الْهُدَى، فَاسْتَجَابَ لَهُ مَنْ اسْتَجَابَ، فَحَيِيَ مِنَ الْحَقِّ مَا كَانَ مَيْتًا، وَمَاتَ مِنَ الْبَاطِلِ مَا كَانَ حَيًّا، ثُمَّ ذَهَبَتِ النُّبُوَّةُ فَكَانَتِ الْخِلَافَةُ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ»
Artinya : "Abu Thufail bercerita, Sesungguhnya ia mendengarkan Huzaifah ibnul Yaman berkata : wahai manusia apakah kalian menanyakan kepada ku. Maka sungguh manusia menanyakan kepada Rosululloh saw tentang perbuatan baik. Aku bertanya tentang perbuatan buruk. Sesungguhnya Allah mengutus Nabinya saw untuk mengajak manusia dari kekufuran kepada keimanan, dari kesesatan kepada petunjuk. Mengabuli orang yang suka mengabuli. Hidup kebenaran yang tidak akan tamat. Mati kebatilan yang tidak akan hidup kemudian hilang kenabian. Maka Khilafah sesuai tata cara kenabian.
Hadist Riwayat Abdul Rozak dari Kitab Musnad Ahmad dikomentari oleh Ibnu Hajar Al Asqolani tentang keshahihannya. Beliau berkeyakinan Hadist tersebut Doif atau lemah. Melihat kondisi hadistnya pun Gorib (sedikit tertulis di kitab-kitab hadist lainnya).
Versi Kitab Musnad Ahmad yang dijadikan dalil oleh Salah satu penceramah kondang yang bernama Ustadz Abdul Somad di hadapan para demonstran "Bela Islam" tentang Hadist yang diyakini sebagai pedoman wajib mendirikan Khilafah sebagai berikut ini :
٢٢٤٨٧ - حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ، حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ، عَنْ ضَمْرَةَ بْنِ حَبِيبٍ، أَنَّ ابْنَ زُغْبٍ الْإِيَادِيَّ حَدَّثَهُ قَالَ: نَزَلَ عَلَيَّ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ حَوَالَةَ الْأَزْدِيُّ فَقَالَ لِي: وَإِنَّهُ لَنَازِلٌ عَلَيَّ فِي بَيْتِي بَعَثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَوْلَ الْمَدِينَةِ عَلَى أَقْدَامِنَا لِنَغْنَمَ، فَرَجَعْنَا وَلَمْ نَغْنَمْ شَيْئًا، وَعَرَفَ الْجَهْدَ فِي وُجُوهِنَا فَقَامَ فِينَا فَقَالَ: «اللَّهُمَّ لَا تَكِلْهُمْ إِلَيَّ فَأَضْعُفَ، وَلَا تَكِلْهُمْ إِلَى أَنْفُسِهِمْ فَيَعْجِزُوا عَنْهَا، وَلَا تَكِلْهُمْ إِلَى النَّاسِ فَيَسْتَأْثِرُوا عَلَيْهِمْ» . ثُمَّ قَالَ: «لَيُفْتَحَنَّ لَكُمُ الشَّامُ وَالرُّومُ وَفَارِسُ أَوِ الرُّومُ وَفَارِسُ حَتَّى يَكُونَ لِأَحَدِكُمْ مِنَ الْإِبِلِ كَذَا وَكَذَا، وَمِنَ الْبَقَرِ كَذَا وَكَذَا، وَمِنَ الْغَنَمِ حَتَّى يُعْطَى أَحَدُهُمْ مِائَةَ دِينَارٍ فَيَسْخَطَهَا» . ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِي، أَوْ هَامَتِي، فَقَالَ: «يَا ابْنَ حَوَالَةَ، إِذَا رَأَيْتَ الْخِلَافَةَ قَدْ نَزَلَتِ الْأَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ فَقَدْ دَنَتِ الزَّلَازِلُ وَالْبَلَايَا وَالْأُمُورُ الْعِظَامُ، وَالسَّاعَةُ يَوْمَئِذٍ أَقْرَبُ إِلَى النَّاسِ مِنْ يَدَيَّ هَذِهِ مِنْ رَأْسِكَ»
Artinya : "Abdul Alloh bin Hawalah Al Uzdy berkata pada ku (ibnu Zughbi) saat ia mampir di rumah ku : Rosululloh saw mengutus kami di pinggiran kota madinah berjalan kaki untuk mengambil (barang rampasan perang). Kemudian kita kembali dengan tangan kosong. Dan Rosululloh saw mengetahui murungnya raup wajah kami. Lalu Beliau berdiri di hadapan kami kemudian berdoa : Ya Alloh Jangan berikan mereka beban atas ku hingga aku lemah. Jangan berikan kekuasan pada mereka agar mereka lemah darinya. Jangan berikan mereka beban atas manusia agar manusia memperdayai mereka kemudia Rosululloh saw berkata : Benar-benar akan ditaklukan untuk kalian kota Syam dan kota Rum atau (Syak Rowi ; Ragu-ragunya Rowi) Kota Rum dan Kota Persia hingga ada bagian unta seperti ini untuk masing-masing kalian. Dapat Sapi seperti ini. Dapat Domba seperti ini hingga salah satu mereka diberikan seratus dinar karena kekecewaannya (tidak dapat harta rampasan). Beliau meletakkan tangan-nya di kepala ku atau (Syak Rowi) di tengkuk ku lalu berkata : Wahai Ibnu Hawalah ketika melihat Khilafah (Pertentangan) akan benar-benar terjadi di Bumi yang disucikan maka benar-benar telah dekat gempa bumi, Banyak bala bencana, Banyak perkara-perkara besar. Hari Kiamat di hari itu lebih dekat pada manusia daripada tangan ku ini kepada kepala mu.
Versi Kitab Sunnan Abu Daud sebagai berikut ini :
٢٥٣٥ - حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ صَالِحٍ، حَدَّثَنَا أَسَدُ بْنُ مُوسَى، حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، حَدَّثَنِي ضَمْرَةُ، أَنَّ ابْنَ زُغْبٍ الْإِيَادِيَّ، حَدَّثَهُ قَالَ: نَزَلَ عَلَيَّ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ حَوَالَةَ الْأَزْدِيُّ، فَقَالَ لِي: بَعَثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِنَغْنَمَ عَلَى أَقْدَامِنَا فَرَجَعْنَا، فَلَمْ نَغْنَمْ شَيْئًا، وَعَرَفَ الْجَهْدَ فِي وُجُوهِنَا فَقَامَ فِينَا، فَقَالَ: «اللَّهُمَّ لَا تَكِلْهُمْ إِلَيَّ، فَأَضْعُفَ عَنْهُمْ، وَلَا تَكِلْهُمْ إِلَى أَنْفُسِهِمْ فَيَعْجِزُوا عَنْهَا، وَلَا تَكِلْهُمْ إِلَى النَّاسِ فَيَسْتَأْثِرُوا عَلَيْهِمْ» ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِي، أَوْ قَالَ: عَلَى هَامَتِي، ثُمَّ قَالَ: «يَا ابْنَ حَوَالَةَ، إِذَا رَأَيْتَ الْخِلَافَةَ قَدْ نَزَلَتْ أَرْضَ الْمُقَدَّسَةِ فَقَدْ دَنَتِ الزَّلَازِلُ وَالْبَلَابِلُ وَالْأُمُورُ الْعِظَامُ، وَالسَّاعَةُ يَوْمَئِذٍ أَقْرَبُ مِنَ النَّاسِ مِنْ يَدِي هَذِهِ مِنْ رَأْسِكَ»، قَالَ أَبُو دَاوُدَ: «عَبْدُ اللَّهِ بْنُ حَوَالَةَ حِمْصِيٌّ»
Artinya : "Abdul Alloh bin Hawalah Al Uzdy berkata pada ku (ibnu Zughbi) saat ia mampir di rumah ku : Rosululloh saw mengutus kami di pinggiran kota madinah berjalan kaki untuk mengambil (barang rampasan perang). Kemudian kita kembali dengan tangan kosong. Dan Rosululloh saw mengetahui murungnya raup wajah kami. Lalu Beliau berdiri di hadapan kami kemudian berdoa : Ya Alloh Jangan berikan mereka beban atas ku hingga aku lemah. Jangan berikan kekuasan pada mereka agar mereka lemah darinya. Jangan berikan mereka beban atas manusia agar manusia memperdayai mereka kemudia Rosululloh saw berkata : Benar-benar akan ditaklukan untuk kalian kota Syam dan kota Rum atau (Syak Rowi ; Ragu-ragunya Rowi) Kota Rum dan Kota Persia hingga ada bagian unta seperti ini untuk masing-masing kalian. Dapat Sapi seperti ini. Dapat Domba seperti ini hingga salah satu mereka diberikan seratus dinar karena kekecewaannya (tidak dapat harta rampasan). Beliau meletakkan tangan-nya di kepala ku atau (Syak Rowi) di tengkuk ku lalu berkata : Wahai Ibnu Hawalah ketika melihat Khilafah (Pertentangan) akan benar-benar terjadi di Bumi yang disucikan maka benar-benar telah dekat gempa bumi, Banyak bala bencana, Banyak perkara-perkara besar. Hari Kiamat di hari itu lebih dekat pada manusia daripada tangan ku ini kepada kepala mu.
Dua Hadist yang dijadikan pedoman oleh FPI dan HTI belum bisa masuk pada derajat hadist yang bisa dijadikan dalil pedoman keimanan. Syarat hadist yang bisa masuk derajat hadist pedoman keimanan harus Muthawatir. Seandainya dibawah derajat Muthawatir harus ada hadist Muthawatir yang menjadi Shahid (penguat) bahwa hadist tersebut memiliki maksud atau maksud yang identik dengan Hadist Muthawatir. Dua hadist masuk pada derajat hadist Ahad . lihat di Halaman yang berjudul "Mengenal Istilah-Istilah Hadist"
Dua kandungan hadist tidak ada yang menyertakan perintah atau kewajiban untuk mendirikan Khilafah atau Sistem Khilafah. Begitu mudahnya orang-orang terpercaya dan terperdaya oleh hadist potongan untuk menguatkan argumentasi berdebat. Seharusnya tokoh Islam atau ormas Islam memberikan penjelasan yang utuh dan gamblang agar tidak sesat menyesatkan walaupun itu pahit atau kehilangan kehormatan di hadapan pengikutnya.
Anehnya, Khilafah dijadikan bagian dari Rukun Islam atau Rukun Iman. Kewajiban mendirikan khilafah belum ada dalil yang mengarah pada perintah atau ancaman bagi yang tidak mendukung pendirian khilafah akan dilaknat atau dimasukan ke neraka. Pendapat mereka yang menyebut:
"Tidaklah sempurna iman seseorang atau islam seseorang hingga mendirikan sistem negara Islam atau sistem khilafah. Jika seseorang tidak memperjuangkan sistem negara islam atau sistem khilafah, maka mati dalam keadaan kufur."
Pendapat tersebut tidak berdasarkan dalil. Sejarah mencatat Nabi Muhammad saw dalam piagam madinah (lihat halaman : mengenal isi piagam madinah) tidak menyebutkan kata "Negara Islam" atau "Khilafah". Sejarah Nabi Muhammad saw menjadi bagian dari pedoman wajib bagi umat Islam yang disebut Sunnah atau Hadist. Seperti Hadist dari Kitab Sunan Abu Daud sebagai berikut:
٤٦٠٧ - حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، حَدَّثَنَا ثَوْرُ بْنُ يَزِيدَ، قَالَ: حَدَّثَنِي خَالِدُ بْنُ مَعْدَانَ، قَالَ: حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَمْرٍو السُّلَمِيُّ، وَحُجْرُ بْنُ حُجْرٍ، قَالَا: أَتَيْنَا الْعِرْبَاضَ بْنَ سَارِيَةَ، وَهُوَ مِمَّنْ نَزَلَ فِيهِ {وَلَا عَلَى الَّذِينَ [ص: ٢٠١] إِذَا مَا أَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ لَا أَجِدُ مَا أَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ} [التوبة: ٩٢] فَسَلَّمْنَا، وَقُلْنَا: أَتَيْنَاكَ زَائِرِينَ وَعَائِدِينَ وَمُقْتَبِسِينَ، فَقَالَ الْعِرْبَاضُ: صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ، ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْنَا فَوَعَظَنَا مَوْعِظَةً بَلِيغَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ، فَقَالَ قَائِلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ كَأَنَّ هَذِهِ مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ، فَمَاذَا تَعْهَدُ إِلَيْنَا؟ فَقَالَ «أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ، تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ»
Artinya : "Rosululloh Saw Bersabda : Aku memberikan wasiat kepada kalian untuk Taqwa kepada Allah SWT, Dengarkan, Patuhi dan bila ada hamba bangsa Habasyah, maka sungguh ia orang yang jadi bagian dari kalian setelah aku tiada. Lalu ia akan melihat pertentangan yang sangat banyak, maka berpegang teguhlah pada sunnah ku (Al Qur'an dan Hadist) dan sunnah Khulafa Rosyidin (Khalifah yang diberikan petunjuk; Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali). Berpegang teguhlah dan pegang erat-erat dengan gigi-gigi geraham kalian. Jauhilah pada perkara-perkara baru (yang bertentangan pada ajaran Al Qur'an dan Hadist). Sesungguhnya setiap hal baru itu (disebut) bid'ah. Setiap bid'ah itu sesat menyesatkan.
(Tentang Bid'ah Silahkan Lihat Halaman: Bid'ah Versi Syaikh Nawawi Al Bantani)
Hadist di atas sudah jelas yang wajib bagi Umat Islam hanya berbaiat kepada Khulafaur Rosyidin, yakni ; Abu Bakar As Shidiq, Umar Bin Khatab, Usman Bin Affan dan Ali Bin Abi Tholib. Setelah mereka, tidak ada kewajiban berbaiat (mengakui) kepada Abu Bakar Al Baghdadi yang diyakini khalifah oleh pendukung pro ISIS atau berbaiat kepada Ottoman Turki atau berbaiat kepada kerajaan as Saud dan sebagainya. Semua ulama salaf dan khalaf sepakat bahwa berdirinya khilafah hanya 30 tahun setelah peninggalan Nabi Muhammad saw.
والله أعلم بالصواب
Semoga Allah SWT melindungi kita dari tipu daya orang yang memanipulasi Agama untuk kepentingan dunia. Amiiin
Bersambung...
1 Komentar